peluang usaha
peluang usaha

Buci & Andro -Ilustrasi LICOM

Demam Lesbian Merambah Pekerja Pabrik di Sukabumi

Komunitas 'Buci' dan 'Andro' Meluas

Demam orientasi seksual sesama perempuan (lesbian) mulai melanda lapisan berbagai masyarakat di Kota Sukabumi, bahkan sampai pada ke pekerja pabrik khususnya di kawasan industri garmen yang mayoritas terdiri dari kaum hawa. Rasa suka terhadap sesama jenis saat ini menjadi fenomena tersendiri.

Prilaku seks seperti ini bisa terjadi sejak sejak lahir, sedangkan yang lainnya beranggapan bahwa itu merupakan suatu pilihan dalam kehidupannya. Lesbianisme juga didefinisikan bukanlah sekedar faktor alamiah, tetapi lebih kepada masalah preferensi seksual berdasarkan pengalaman perempuan yang tidak terjadi pada suatu titik spesifik dalam hidup seorang perempuan. Itu bisa terjadi setiap saat, ketika beranjak remaja, dewasa, saat menjadi orang tua, ataupun di masa tua. Lesbian tidak mengenal kelas sosial, ia bisa jadi siapa saja, guru, perawat, model, aktris hingsa agamawan sekalipun.

Pantauan LICOM, lesbian di Kota Sukabumi ada yang berpenampilan seperti layaknya laki-laki, dikenal dengan sebutan 'Buci', dan ada juga yang seperti wanita normal biasanya dikenal dengan sebutan 'Andro'. Mereka ini saling menyukai sesama jenisnya dan menjalani hubungan sama layaknya seperti laki-laki dan perempuan.

Pengakuan RR, salah seorang 'Buci' yang juga pekerja Gament di Kota Sukabumi, asal mulanya dia menderita penyakit ini. "Saya suka dengan perempuan sejak berusia 10 tahun. Setelah tumbuh lebih dewasa, perasaan itu semakin kuat melekat dalam diri saya, ketika bekerja, saya menemukan orang-orang yang sama seperti saya,"ungkapnya.

RR mengakui caranya mendapatkan pasangan, dengan mendekati wanita normal kemudian merayu diberikan perhatian lebih dan cukupi kebutuhan hidup sasarannya, hingga si wanita itu luluh dan menjadi suka terhadap RR, hingga menjalin hubungan, dan hidup bersama tinggal satu rumah, menjaga satu sama lainnya.

"Sedikit pun saya tak punya perasaan suka terhadap laki-laki. Karena merasa saya inilah sosok laki-laki, hanya saja tubuh saya perempuan," ujar RR.

Ditengarai para penderita kelainan sex ini mempunyai perkumpulan atau komunitas tersendiri yang eksklusif di Kota Sukabumi, untuk mempererat hubungan dan rasa kesetia kawanan diantara sesama mereka. Masyarakat pun mulai resah dengan menjamurnya gejala lebian tersebut, dan mengharapkan agar pemerintah dalam hal ini dinas terkait (dinas sosial) segera melakukan tindakan untuk melakukan penanggulangan, supaya penyakit masyarakat ini tidak menyebar, dan merusak generasi muda.*

Jangan Lupa di Like ya....







Tinggalkan Komentar